banner 728x250

Sukses Raih Predikat WBK, Lapas Banyuwangi Jadi Rujukan Studi Tiru Lapas Bojonegoro

BANYUWANGI, Actanews.id – Keberhasilan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tahun 2023 terus menginspirasi berbagai unit pelaksana teknis (UPT) Pemasyarakatan di Indonesia. Terbaru, Lapas Bojonegoro melakukan studi tiru ke Lapas Banyuwangi pada Kamis (9/10), untuk mempelajari strategi dan inovasi yang mengantarkan lembaga ini pada capaian prestisius tersebut.

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Lapas Bojonegoro, Hari Winarca, bersama Ketua Tim Zona Integritas (ZI) dan sejumlah anggota tim Pokja Pembangunan Zona Integritas. Rombongan diterima hangat oleh jajaran pimpinan Lapas Banyuwangi yang dipimpin Kalapas I Wayan Nurasta Wibawa.

Dalam kegiatan itu, tim Lapas Bojonegoro melakukan observasi langsung terhadap berbagai layanan dan inovasi unggulan yang telah dijalankan Lapas Banyuwangi. Mereka meninjau sistem layanan publik, pembinaan warga binaan pemasyarakatan (WBP), serta mekanisme pemenuhan hak-hak dasar warga binaan.

Kalapas Bojonegoro, Hari Winarca, mengungkapkan bahwa kunjungan ini dilatarbelakangi oleh keinginan kuat untuk meniru langkah-langkah sukses Lapas Banyuwangi dalam mewujudkan tata kelola yang transparan dan berintegritas.

“Kami melihat Lapas Banyuwangi telah berkembang pesat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun pembinaan bagi warga binaan. Kami ingin mempelajari langkah nyata yang telah dilakukan agar dapat diterapkan di Bojonegoro,” ujarnya.

Ia berharap berbagai praktik baik dan inovasi pelayanan publik yang ditemui di Banyuwangi dapat menjadi model penerapan reformasi birokrasi di Lapas Bojonegoro.

“Tentu tidak semua bisa diterapkan secara langsung, tapi kami sudah punya gambaran jelas bagaimana memberikan layanan terbaik kepada masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Kalapas Banyuwangi I Wayan Nurasta Wibawa menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Lapas Bojonegoro menjadikan lembaganya sebagai rujukan pembelajaran. Ia menegaskan bahwa predikat WBK bukan tujuan akhir, melainkan motivasi untuk terus berbenah.

“Predikat WBK kami anggap sebagai bonus dari kerja keras seluruh jajaran. Tujuan utama kami adalah mewujudkan kepuasan masyarakat melalui layanan yang profesional dan berkelanjutan,” tegas Wayan.

Ia menambahkan, Lapas Banyuwangi akan terus memperkuat inovasi dan komitmen dalam membangun budaya kerja yang transparan, akuntabel, serta bebas dari praktik korupsi.

“Capaian ini kami jadikan pelecut semangat agar terus menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis,” pungkasnya.

Kunjungan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab serta penyerahan cendera mata sebagai simbol kolaborasi dan semangat berbagi praktik baik antar-UPT Pemasyarakatan di bawah Kementerian Hukum dan HAM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *