BANYUWANGI, Actanews.id – Suasana berbeda tampak di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi pada Sabtu (24/5/2025). Puluhan pegawai dan warga binaan tampak antusias mengikuti kegiatan terapi dan bekam thibbun nabawi yang digelar di dalam area lapas. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi positif antara Lapas Banyuwangi, Sedulur Terapis Blambangan (STB), dan Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo (RKBK) Banyuwangi.
Terapi bekam yang dilaksanakan mengusung metode pengobatan tradisional Islam, yang dipercaya dapat membantu melancarkan peredaran darah, meredakan stres, serta meningkatkan kebugaran fisik. Tak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi sarana pembinaan mental dan spiritual bagi warga binaan.
Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, mengapresiasi dukungan dari STB dan RKBK dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Menurutnya, pembinaan narapidana tidak cukup hanya dengan pendekatan hukum semata, melainkan juga harus mencakup aspek kesehatan dan psikososial.
Ketua STB, Budy Amboyna, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian sosial yang rutin dilakukan oleh komunitasnya. Ia berharap kerja sama dengan Lapas Banyuwangi bisa terus berlanjut ke depannya.
“Kami berharap kegiatan ini memberi manfaat nyata dan bisa menjadi awal kerja sama berkelanjutan dengan berbagai lembaga, termasuk instansi pemerintah maupun komunitas lainnya,” kata Budy, terapis asal Purwoharjo.
Senada dengan itu, Ketua RKBK sekaligus pembina STB, Hakim Said, SH, menyebut kegiatan sosial ini selaras dengan misi kemanusiaan dan rehabilitasi. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung proses pemulihan dan pembinaan warga binaan.
“Bakti sosial ini merupakan bagian dari peran serta masyarakat dalam mendukung pemulihan warga binaan. Kami di Yayasan Anti Narkoba Lapor Pulih Sehat Sejahtera (YAN-LPSS) melihat ini sebagai bagian dari ikhtiar bersama membangun kesehatan jiwa dan raga,” jelasnya.
Salah satu warga binaan yang mengikuti terapi bekam mengungkapkan rasa senangnya. Ia mengaku merasa lebih sehat dan bersemangat setelah menjalani terapi.
“Saya merasa lebih ringan dan segar setelah bekam. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus diadakan ke depannya,” ucapnya.
Dengan digelarnya kegiatan ini, Lapas Banyuwangi menunjukkan komitmennya dalam membangun pola pembinaan yang holistik—menggabungkan pendekatan medis, spiritual, dan sosial. Selain memperkuat kesehatan warga binaan, kegiatan ini juga mempererat sinergi antara lembaga pemasyarakatan dan elemen masyarakat dalam membangun sistem pemasyarakatan yang lebih manusiawi.