Actanews.id – Tidak banyak yang mengetahui keberadaan Masjid Imam Bukhori di Madinah, meskipun letaknya tidak jauh dari pintu utama Masjid Nabawi dan dapat dicapai dengan berjalan kaki. Masjid ini berada di sisi kiri pintu utama Masjid Nabawi. Jika Anda berada di dalam Masjid Nabawi, Anda dapat keluar melalui pintu 338 atau 340 untuk mencapainya. Bahkan beberapa bus ziarah yang keluar kota Madinah sering melewati masjid tersebut.
Saya mengunjungi Masjid Bukhori melalui pintu 333 atau keluar dari Masjid Nabawi melalui pintu utama kemudian belok ke kanan. Di sekitar wilayah tersebut, terdapat beberapa warung makanan Nusantara, sehingga selain berziarah, kita juga bisa menikmati kuliner khas Indonesia.
Masjid ini berukuran 20×30 meter dan didominasi warna putih. Nama Imam Bukhori diberikan karena di tempat ini dulunya Imam Bukhori menulis kitab yang menjadi rujukan umat Muslim di seluruh dunia, yaitu Kitab Hadist Shahih Bukhori yang berisi sabda-sabda Nabi Muhammad SAW.
Seperti masjid-masjid monumen lainnya di sekitar Masjid Nabawi, di pintu masuk masjid terlihat ukiran kaligrafi bertuliskan “Masjid Imam Al-Bukhari”. Memasuki bagian dalam masjid, kita akan melewati tangga-tangga kecil di depan masjid tersebut. Di ruangan tempat salat, karpet merah tergelar dengan rapi. Di dinding-dinding masjid, banyak terlihat rak-rak buku yang berisi Al-Quran dan kitab Hadits Sahih Bukhari.
Masjid ini dinamai sesuai dengan nama seorang ulama besar dalam Islam, Imam Bukhori, yang dikenal luas melalui karya monumentalnya, “Sahih Bukhori”, sebuah kumpulan hadis yang diakui otoritasnya oleh umat Islam di seluruh dunia. Imam Bukhori, yang bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, lahir pada 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M) di kota Bukhara, yang sekarang terletak di Uzbekistan.
Dikenal karena dedikasinya yang luar biasa dalam mengumpulkan, menyaring, dan menyusun hadis Nabi Muhammad SAW, “Sahih Bukhori” adalah karya terbesarnya yang menjadi salah satu kitab hadis paling otoritatif dalam Islam Sunni. Pendirian Masjid Imam Bukhori di Madinah tidak hanya dimaksudkan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai penghormatan terhadap warisan intelektual dan spiritual Imam Bukhori.
Meskipun Imam Bukhori tidak tinggal di Madinah secara permanen, ia sering mengunjungi kota ini untuk belajar dan mengajar, karena Madinah adalah salah satu pusat utama ilmu keislaman pada masanya. Masjid ini dibangun untuk menghormati dedikasi dan kontribusi Imam Bukhori dalam ilmu hadis. Pendirian masjid ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah Arab Saudi dan donatur swasta yang ingin melestarikan warisan keilmuan Islam. Masjid ini juga menjadi tempat bagi umat Islam dari seluruh dunia yang ingin mengenang jasa besar Imam Bukhori.
Dirancang dengan arsitektur modern yang menggabungkan elemen tradisional Islam, Masjid Imam Bukhori memiliki kubah, menara, dan kaligrafi yang menghiasi interior serta eksteriornya. Selain sebagai tempat shalat, masjid ini dilengkapi dengan fasilitas pendidikan, termasuk perpustakaan yang menyimpan berbagai buku dan manuskrip tentang hadis dan ilmu keislaman lainnya.
Masjid Imam Bukhori tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan pengkajian Islam. Di sini, sering diadakan kuliah, ceramah, dan diskusi yang mendalami ajaran-ajaran Islam, khususnya yang berhubungan dengan hadis dan sunah Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, masjid ini berperan penting dalam melestarikan dan menyebarkan ilmu pengetahuan Islam.
Bagi jamaah haji Indonesia maupun jamaah umrah, ziarah ke Masjid Bukhori dapat dilakukan sambil menikmati wisata kuliner di sekitar masjid atau di pintu utama Masjid Nabawi yang dipenuhi lapak-lapak kuliner dari berbagai negara. Masjid Imam Bukhori di Madinah adalah permata tersembunyi yang menawarkan pengalaman religius dan historis yang tak terlupakan.
oleh : Syafaat, Madinah, 6 Juli 2024.